“Ayu, uang untuk bayar sekolah udah dibayarkan?” Papa
memanggilku dari lantai dua.
“Emm, Sudah , Pa” Jawabku ragu.
“Jangan bohong, ini Papa nemu uang 350 ribu di laci
mejamu. Uang siapa ini? Kemarin papa ngasih 500 ribu, yang 150 ditaruh mana
hayo?” Papa turun sambil membawa uang 350 ribu.
“ketahuan lagi deh” Bisikku lirih. Padahal gua sudah
berusaha banget sembunyikan uang itu dari ayah. Bahkan sampai di laci meja
belajarku, yang gua sendiri jarang buka, Papa tetep bisa menemukan uangnya.
“Berapa kali papa bilang, uang sekolah untuk sekolah,
jangan dibuat yang lain” Wajah ayah jelas memerah menahan marah. Ah, memang gua
salah. Tapi, serius gua pakai uang sekolah itu bukan buat yang jelek kok. Masa
papa gak mau toleransi.
“Gini ,Pa. Kemarin kan ada bakti sosial di sekolah. Gua sebagai
panitia datang langsung ke lokasi untuk bakti sosial. Sekalinya, diluar dugaan ,Pa. Sumbanganya
lebih sedikit daripada yang menerima. Jadi, gua sama temen-temen sepakat iuran.
Gua sumbangin uang 150 ribu untuk sekolah ke acara amal itu. kan buat kebaikan
,Pa?” Gua mencoba merayu papa.
“Ayu, misalkan kamu butuh uang, coba yang jelas sama papa, walaupun darurat seperti itu, uang untuk keperluan lain gak boleh dipake untuk kepentingan satunya. Kamu harus membiasakan diri...” bla, bla, bla. Papa selalu gitu.
Gua heran,
sebenernya kenapa sih kok di rumah ini urusan keuangan ketat banget. Mama kalo
kasih uang jajan ketat, papa juga ketat kalau urusan bayar sekolah dan
sebagainya. Katanya sih biar terbiasa. Tapi, plis. Ini rumah lho, bukan kantor.
Gua agak maklum sih kalo papa emang ketat dalam ngurus
keuangan. Pekerjaan papa di KPK sebagai penyelidik membuat papa menerapkan
sistem anti korupsi di keluarga gua sejak kecil. Dan gua sudah mulai
membiasakan diri. Buktinya gua gak bisa bohong kalo ditanya masalah uang. Haha.
Papa pernah bilang, pekerjaan papa sebagai penyelidik ini
bukanya gak mungkin membuat papa jadi incaran beberapa orang yang gak suka sama
papa. Dan bahkan keluarga gua. Papa berpesan, gua dan keluarga gua harus siap
menerima apapun yang terjadi. Tetap tenang katanya.
Korupsi memang udah merajalela di negeri ini, dari yang
atas sampai bawah sudah pasti punya pengalaman pribadi tentang korupsi.
Tergantung individu masing-masing, mau nggak mereka ngambil uang korupsinya?
Tugas papa gua adalah penyelidik. Papa merupakan
penyelidik keuangan di KPK. Tugasnya ya setahu gua menyelidiki keuangan
tersangka korupsi, mengumpulkan bukti dan bahkan kadang melakukan penangkapan.
Sudah banyak orangyang ditangkap papa gua. Banyak juga
yang masih diselidiki sama papa gua.
Salah satunya yaitu Guntur. Bendahara Polda di provinsi
gua.
Gua sering banget dengerin papa cerita bareng sama
partner kerjanya, Beni. Pak Beni ini masih muda. Umurnya lebih muda 10 tahun lah dari papa.
Baru diterima kerja di KPK tahun ini. Kira-kira 4 bulan.
“Gimana , Ben. Kemarin kamu sudah dapatkan buktinya?”
suara papa terdengar sampai kamar Gua.
“Iya , Pak. Bukti sudah lengkap. Tinggal kita ringkus”
Kata Pak Beni bersemangat.
“Yasudah, saya ganti baju dulu , sesuai rencana, kamu ke
Markas panggil bantuan, saya ikuti tersangka yang akan melakukan transaksi” Ku
dengar pintu kamar papa dan mama terbuka. Lalu papa pamitan ke mama.
“Ayu, Papa kerja dulu ya, Nak” Papa juga berpamitan ke
aku.
**
“Breaking news.Sutoyo, Salah satu anggota KPK tertangkap
basah sedang melakukan transaksi di Jalan Brigjen Katamso, Mojokerto. Penyidik
ini diduga kuat terkena kasus korupsi untuk menghilangkan bukti dari kasus yang
menimpa Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto...”
Berita itu sejenak membuat rumah kami hening dan senyap.
Gua kaget. Papa Gua yang tugasnya memberantas korupsi, malah jadi tersangka
kasus korupsi. Gimana bisa? Gua shock.
Sebenernya udah sering Papa mewanti-wanti gua supaya
tetap tenang walau apapun yang terjadi. Tapi, dengan berita ini , Gua shock.
Mau dibawa kemana muka gua. Temen temen gua di sekolah pasti bakalan ngeledek
gua , nama gua hancur.
Tapi , Gua yakin. Ini semua gak benar. Pasti ada yang
berusaha menjebak Papa! Pasti ada, gua tahu ini!!!
0 komentar:
Posting Komentar