Pages

Subscribe:

Pages

Kamis, 25 Juni 2015

ADIT & SOPO JARWO : KARTUN KARYA ANAK BANGSA

Mungkin banyak yang sudah mengenal kartun Adit & Sopo Jarwo yang tayang menjelang maghrib di MNCTV.
Kartun yang menceritakan sebuah kehidupan desa yang dihuni oleh macam-macam suku ini sudah mengisi hari-hari para jagoan cilik kita



Pesaing Upin&Ipin




Sudah pantaskah kita menyebut kartunAdit & Sopo Jarwo sebagai pesaing kartun tetangga , Upin & Ipin?

Jika dilihat dari segi animasi, Sopo & Jarwo sudah menang. Baik dari gambar, warna, kehalusan gerakan dan latar. Namun mengapa rumah produksi raksasa, Disney, lebih memilih Upin & Ipin dan Boboi Boy untuk ditayangkan?





Sasaran Kurang Jelas Dilihat dari jalan ceritanya, sasaran dari Adit & Sopo Jarwo ini masih terlalu luas. Dibandingkan dengan Upin&Ipin , yang jelas untuk anak-anak,Adit & Sopo Jarwo mengusung tema yang terlalu berat. Banyak sekali nilai kehidupan yang disampaikan terkesan terlalu menggurui bahkan jauh dari harapan untuk dipahami anak-anak. Guyonan-guyonannya pun banyak yg tidak dipahami oleh anak-anak. Berbeda dengan Upin & Ipin yang memberikan amanatnya dengan candaan




Penokohan Terlalu Kaku Tengoklah tokoh Adit yang selalu benar, bak pahlawan. Adit memang menjadi tokoh protagonis dalam kartun ini, namun kesannya terlalu kaku dan justru lebih dewasa dari tokoh-tokoh lainya , bahkan ayahnya yang pelupa. Hal ini menimbulkan ketidak jelasan, Siapa yang sebenarnya ingin ditampilkan disini?

Saya agak risih ketika Adit menasihati Denis, seakan akan mereka ini pelatih dan murid, bukan teman sebaya. Saya takut Jagoan kita juga akan menganggap temannya sebagai murid.


Tema Terlalu Luas Andaikan saja kartun ini fokus kepada satu tema, saya yakin kartun ini bisa berkembang.






Namun dibalik itu semua, kita harus berbangga mempunyai agen perubahan yang (Kita harapkan) Mampu merubah wajah pertelevisian Indonesia yang sudah teracuni oleh sinetron dan acara talk show kampungan




Semangat muda mudi Indonesia, perbaiki layar kaca kita!!!!

0 komentar:

Posting Komentar